Demi mencapai The Energy of Asia 2020, pemerintah aktif mendukung ekonomi digital tanah air. Hal ini terlihat jelas dari pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi yang terjadi dalam 5 tahun terakhir. Dari data yang didapat, peningkatan pendapatan negara mencapai 4 kali lipat dari sistem ekonomi ini. Pantas saja kalau pemerintah optimis bisa mencapai misi jangka panjang tersebut.
Dilansir dari AntaraNews, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang pesat sejak 2015 silam. Indonesia sendiri berhasil menempati posisi puncak sebagai negara dengan penghasilan tertinggi di Asia Tenggara. Penghasilan disini merupakan pendapatan langsung dari e-commerce atau startup digital lainnya. Ini rupanya sebanding dengan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.
Seiring meningkatnya pendapatan ekonomi, tentu meningkat pula daya beli masyarakat. Pemerintah sadar betul efek domino yang ditimbulkan dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Begitu pula efek yang dirasakan oleh tatanan ekonomi lainnya, termasuk pembangunan infrastruktur. Publik menilai adanya upaya pemerintah untuk memajukan seluruh lini ekonomi agar bergerak lebih maju.
Giat Literasi Teknologi dalam Bidang Ekonomi
Untuk mendukung gol pemerintah di 2020, saat ini pemerintah giat mengedukasi masyarakat perihal literasi teknologi. Walaupun kemajuan teknologi telah merambah seluruh lapisan masyarakat, rupanya literasi masyarakat dianggap masih kurang. Bagaimana mungkin literasi teknologi berbanding terbalik dengan kemajuannya? Masyarakat sebagai roda ekonomi ternyata masih awam dalam memaksimalkan penggunaan teknologi, termasuk jaringan internet.
Selama ini, kita hanya menggunakan internet untuk berbelanja online. Dalam 2 tahun ke depan, diharapkan seluruh UMKM mampu mengadaptasi kemajuan teknologi. Setidaknya, pasar digital bisa dirambah dengan penggunaan teknologi yang tepat. Demi mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah mengupayakan berbagai cara. Salah satunya menggaet e-commerce lokal maupun internasional untuk memasarkan produk lokal.
Misi Indonesia ke depan adalah memasarkan seluruh produk lokal ke pasar global. Dengan begini, pembeli tak hanya berpusat pada masyarakat lokal, tetapi dunia. Cara tersebut dinilai efektif meningkatkan ekonomi digital Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Di samping itu, pemerintah menilai bakal ada peningkatan pendapatan untuk membiayai seluruh aktivitas negara.
Pajak Belanja Online yang Signifikan Terhadap Perekonomian Indonesia
Guna mengoptimalkan pasar digital, pemerintah juga telah memberlakukan regulasi pajak yang jelas. Bila beberapa tahun lalu belanja online tak dikenakan pajak, sekarang tak demikian. Setiap transaksi wajib membayar pajak dengan nilai yang ditetapkan kepada pemerintah. Pajak belanja online sendiri telah mencapai US$ 40 miliar dalam kurun waktu 2 tahun saja.
Prospek yang cukup menggiurkan bukan? Alasan ini pulalah yang melatarbelakangi pemerintah mendukung pasar digital. Selain profit yang dinilai menguntungkan, belanja online juga membantu para pengusaha UMKM. Pasalnya, pengusaha tak perlu menyediakan modal yang terlalu besar di awal. Mereka tak perlu lagi menyewa tempa atau karyawan untuk memulai usaha sendiri.
Selama ada tekad, usaha apapun bisa dimulai dengan sistem digital. Siapapun bisa terjun langsung sebagai pengusaha, meski memiliki keterbatasan modal dan alat. Inilah kelebihan yang bisa dirasakan oleh para pengusaha.
Sementara itu, pemerintah sendiri menilai sisi positif dalam mengurangi angka pengangguran. Seiring meningkatnya keinginan memulai usaha, tentu akan lebih banyak pula tenaga kerja yang terserap.
Oleh sebab itu, pemerintah bisa mengentaskan kemiskinan dan masalah pengangguran dengan segera. Perekonomian dalam negeri pun akan segera pulih dan bertumbuh cepat. Pergerakan ekonomi digital masih menjadi pengganti ideal untuk berbagai sumber pendapatan lain, seperti perminyakan, pertanian, dan perkebunan. Jadi, berminat menjadi salah satu pengusaha yang menyumbang profit besar untuk negara?