Pengobatan apnea tidur terkait terhadap suasana pasien dan tingkat keparahan sleep apnea yang dialaminya. Sleep apnea gampang dapat ditangani secara mandiri, misalnya dengan turunkan berat badan, berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, dan merubah posisi tidur menjadi menyamping atau tengkurap.
Jika kondisinya udah cukup parah, sleep apnea harus beroleh penanganan medis, antara lain dengan:
Terapi khusus
Jika pergantian pola hidup tidak berhasil menanggulangi gejala apnea tidur atau jika gejala yang nampak udah cukup parah, penderita direkomendasikan untuk merintis terapi dengan alat-alat berikut:
CPAP (continuous positive airway pressure)
Alat ini digunakan untuk meniupkan hawa ke saluran pernapasan lewat masker yang menutupi hidung dan mulut penderita sleep apnea pas tidur. Tujuan terapi CPAP adalah untuk menghambat tenggorokan menutup dan meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mengorok.
BPAP (bilevel positive airway pressure)
Alat ini bekerja dengan cara menaikkan tekanan hawa pas pasien menarik napas dan turunkan tekanan hawa pas pasien mengembuskan napas. Dengan begitu, pasien bakal lebih gampang untuk bernapas. Alat ini termasuk dapat melindungi supaya kuantitas oksigen didalam tubuh pasien tercukupi.
MAD (mandibular advancement device)
Alat ini didesain untuk menghambat rahang dan lidah untuk menghambat penyempitan terhadap saluran pernapasan yang membuat seseorang mendengkur. Namun, MAD tidak direkomendasikan bagi penderita apnea tidur yang parah.
Operasi
Jika pergantian model hidup dan terapi dengan alat-alat di atas masih tidak berhasil melakukan perbaikan gejala sleep apnea didalam 3 bulan, cara seterusnya yang dapat dipertimbangkan adalah operasi.
Operasi untuk menanggulangi sleep apnea bakal disesuaikan dengan penyebab utama apnea tidur terhadap pasien, meliputi:
Uvulopalatopharyngoplasty
Pada prosedur ini, dokter bakal mengangkat sebagian jaringan di bagian belakang mulut dan bagian atas tenggorokan, sekaligus mengangkat amandel dan kelenjar adenoid, untuk menghambat pasien ngorok pas tidur.
Ablasi radiofrekuensi
Prosedur ini digunakan untuk mengangkat sebagian jaringan di bagian belakang mulut dan bagian belakang tenggorokan dengan menggunakan gelombang kekuatan khusus.
Operasi reposisi rahang
Pada operasi rahang, tulang rahang bawah bakal diposisikan lebih maju daripada tulang wajah. Tujuannya adalah untuk memperluas ruang di belakang lidah dan langit-langit.
Implan alat stimulasi saraf
Pada operasi ini, dokter bakal menanamkan alat spesifik untuk menstimulasi saraf yang mengontrol gerakan lidah. Saat tidur, alat ini bakal bekerja selaras dengan napas penderita supaya lidah bakal bergerak maju dan mengakses jalur napas ketika penderita menarik napas.
Trakeostomi
Trakeostomi ditunaikan untuk menciptakan saluran pernapasan baru terhadap suasana apnea tidur yang amat parah. Dokter bakal membuat sayatan di leher pasien, kemudian memasukkan tabung metal atau plastik ke dalamnya.