Cara kerja kalkulator masa subur online memadai mudah. Bunda cuma kudu menyiapkan catatan tentang siklus haid. Berikut cara kerjanya:
Catat tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT), yakni hari pertama Bunda memperoleh haid di bulan sebelumnya.
Catat panjang atau lama siklus haid kebanyakan yang Bunda alami.
Bila tidak tahu, beberapa besar kalender masa subur bakal menganjurkan Bunda untuk menulis atau miliki di dalam 28 hari. Ini dianggap sebagai kala kebanyakan gara-gara siklus normal
berkisar 21 hingga 35 hari.
Kalkulator masa subur umumnya bakal mengasumsikan fase luteal selama 14 hari. Fase luteal adalah kala antara ovulasi dan hari pertama haid.
Berdasarkan informasi tersebut, kalkulator masa subur bakal menyebabkan perkiraan hari paling mungkin subur dan mungkin mengalami ovulasi.
Contoh perhitungan dari kalkulator masa subur
Jika kalender dari kalkulator menunjukkan bahwa siklus kebanyakan adalah 35 hari, dan fase luteal kebanyakan adalah 15 hari, maka mungkin masa subur ada di hari 17, 18, 19, dan 20 dari siklus haid. Ini paham kala ovulasi dengan menghitung mundur 15 hari dari hari ke-35 siklus haid.
“Fase luteal normal bisa singkat, yakni 10 hari atau selama 15 hari. Kalender ovulasi di dalam kalkulator masa subur yang baik bakal bertanya berapa lama fase luteal kita,” ujar Gurevich.
“Lalu, beberapa kalkulator bakal menunjukkan mungkin masa subur dan kala paling subur, jikalau di hari 19 dan 20,” sambungnya.
Keakuratan kalkulator masa subur
Kalkulator masa subur tidak 100 % akurat mendeteksi kala ovulasi ya, Bunda. Jika Bunda inginkan menghitung masa subur yang sedikit lebih akurat, mempertimbangkan untuk memakai aplikasi kesuburan atau ovulasi pada ponsel. Beberapa aplikasi kesuburan bakal berharap suhu tubuh basal dan gejala subur lainnya yang lebih akurat.
Aplikasi kesuburan juga umumnya bisa mempertimbangkan panjang siklus kebanyakan haid selama berbulan-bulan. Kemudian, mereka bakal berikan paham kapan mungkin masa subur dari ponsel.