Pada kesempatan kali ini saya akan membuat artikel tentang funsi sabut kelapa untuk tanaman berikut artikelnya selamat membaca!

Fungsi Sabut Kelapa Untuk Tanaman

Baik sabut kelapa digunakan secara langsung maupun setelah melalui proses pengolahan. Pengolahan sabut kelapa antara lain digunakan sebagai pupuk cair atau cocopeat. Pengolahan sabut kelapa juga tidak terlalu sulit. Tidak membutuhkan teknik dan bahan yang aneh. Sangat sederhana dan efektif.

Sabut kelapa yang lebih bersih menjadikannya pilihan banyak pecinta tanaman. Berbeda dengan media tanam kompos, terkadang sebagian orang merasa risih. Mengetahui bahan-bahan yang sebenarnya sehingga Anda mungkin jijik karenanya. Sabut kelapa bisa di urai menggunakan mesin pengurai sabut.

Manfaat sabut kelapa untuk tanaman ini tidak berarti bahan lain tidak dapat terpenuhi. Bahan lain juga bisa memberikan manfaat yang hampir sama, namun sabut kelapa bisa menjadi alternatif. Meski sebagai alternatif, tanaman bisa tumbuh dengan baik, meski belum tentu yang terbaik.

Berikut ini beberapa manfaat sabut kelapa untuk tanaman yang bisa kita ketahui.

  1. Sebagai pupuk organik

Manfaat sabut kelapa untuk tanaman adalah dapat digunakan sebagai pupuk organik. Lebih spesifiknya sebagai sumber kalium organik hal ini dikarenakan sabut kelapa mengandung kalium yang cukup banyak. Seperti butir di atas, dikatakan sebagai sumber kalium organik karena di antara unsur-unsur lain di dalamnya, kalium adalah yang paling tinggi. Pupuk organik dari sabut kelapa bisa berupa abu sabut kelapa atau pupuk organik cair.

Berupa abu, sabut kelapa harus dibakar terlebih dahulu. Lebih mudah dan lebih cepat dalam prosesnya. Kemudian campurkan abu tersebut ke dalam media tanam sesuai jumlah yang direncanakan. Untuk jumlahnya, lihat sumber kalium organik untuk pupuk anorganik yang setara.

Sedangkan untuk pupuk cair, kita bisa membuatnya dengan cara sebagai berikut.

Sabut kelapa sebanyak 30-50 kg, dicincang menjadi ukuran 3-5 cm. Semakin kecil semakin baik.

Kemudian sebagian abu sabut kelapa dimasukkan ke dalam tong dengan volume sekitar 200 liter.

Tambahkan air bersih sampai tong penuh.

Tutup dan biarkan selama 4 minggu (satu bulan).

Pupuk cair kalium organik siap digunakan.

Pupuk kalium cair dari sabut kelapa ini bisa digunakan sebagai pupuk lepas.

Untuk jagung sebaiknya berikan pupuk kalium cair sebanyak 300 ml / tanaman.

Dosis ini dapat membuat jagung tumbuh paling tinggi di antara dosis lainnya. Selain itu, daya serap K juga lebih tinggi.

fungsi sabut kelapa untuk

Ada bakteri dan mikro-organisme yang menyebabkannya.

Menurut sebuah penelitian, ditemukan setidaknya 7 mikroorganisme berbeda pada sabut kelapa. [5] Ketujuh mikroorganisme tersebut adalah: § genus Chromobacterium § genus Bifidobacterium, § genus Rothia, § genus Cellulomonas, § genus Sarcina, § genus Pasteurella dan § genus Bacillus.

Tampaknya jenis bakteri yang ditemukan pada sabut kelapa bersifat kondisional. Karena sabut kelapa biasanya tidak diolah secara khusus. Dengan demikian, potensi kontaminasi bakteri dan jamur sangat tinggi. Terlepas dari apakah bakterinya berbahaya atau tidak, saya perlu mencari informasi lebih lanjut. Namun salah satu bakteri di atas, ada satu yang sudah sering digunakan untuk mengobati penyakit layu akibat bakteri. Misalnya Bacillus subtilis dari genus Bacillus, bakteri ini dapat digunakan untuk mengobati serangan bakteri layu pada cabai. [6] Tidak semua mikroorganisme di atas baik. Beberapa dapat menyebabkan patogen pada manusia seperti rothia, sarcina, dan pasteurella.

  1. Mulsa sabut kelapa: Mulsa adalah tutupan lahan di lahan pertanian. Biasanya menggunakan plastik mulsa khusus dengan warna silver di atasnya. Peran mulsa sangat penting.

Karena fungsinya bisa sebagai:

  1. Jaga agar air tanah tidak mudah menguap. 2. Matikan sinar matahari agar gulma tidak bisa tumbuh. 3. Pertahankan suhu media tanam yang stabil.
  2. Mengurangi aliran air di permukaan tanah, sehingga terlalu banyak pupuk yang terbawa aliran air. Menjadikan tanah tidak cepat memadat. 6. Pelapisan langsung antara buah dan tanah. Misalnya tentang penyiraman. Jika tanah lunak, kontak langsung antar buah dapat menyebabkan pembusukan buah. Saat ini telah banyak dilakukan penelitian tentang pemanfaatan mulsa dari bahan organik. Misalnya jerami padi, alang-alang, sekam padi dan sabut kelapa. Penggunaan mulsa organik dinilai lebih menguntungkan.

Karena selain bisa berfungsi seperti mulsa plastik, mulsa organik juga bisa menyumbangkan bahan organik ke dalam tanah. Karena lama kelamaan mulsa organik akan mengalami degradasi (membusuk) dan dapat membuat tanah gembur dan subur.

Termasuk menggunakan sabut kelapa sebagai mulsa organik untuk tanaman. Berdasarkan penelitian mulsa sabut kelapa memberikan pertumbuhan yang lebih baik, dibandingkan tanaman yang tidak menggunakan mulsa sama sekali. [7] Namun, kelemahan dari mulsa organik adalah harus tebal. Ketebalan mulsa sabut kelapa minimal 6 – 10 cm. Jika mulsa organik ini terlalu tipis, sinar matahari yang pengap dapat menembus tanah melalui rongga mulsa, memberikan peluang bagi gulma untuk tumbuh.

Nah itu dia sob sedikit penjelasan mengenai fungsi sabut kelapa untuk tanaman semoga artikel yang saya buat bermanfaat buat kalian sekian terimakasih.