Apakah kemiskinan itu suatu kerugian? Bukan tidak mungkin kemiskinan itu sendiri merupakan berkah yang tersembunyi bagi bangsa Indonesia, demikian cerminan dari artikel dalam jurnal “Environmental Science and Technology”, berjudul: “Ecological Knowledge is Lost in Wealthier Communities and Countries” yang dinukil seperti berikut ini.
Kekayaan pengetahuan ekologi
Pengetahuan ekologi alam adalah pengetahuan yang dikumpulkan manusia dari berbagai interaksi dengan alam sekitar, terutama diperlukan untuk mengatur dan mengkonservasi alam.
Berbekal pengetahuan ini, masyarakat (atau dalam skala lebih besar lagi: negara) dapat memajukan kesejahteraan penduduknya sambil terus memastikan bahwa sumber daya alamnya tidak akan terbengkalai.
Seiring dengan semakin mapannya kehidupan kita, muncul kecenderungan untuk mengabaikan pentingnya pengetahuan ekologi alam. Lantas, adakah hubungan antara tingkat pendapatan sebuah komunitas/negara dengan laju pengabaian pengetahuan ekologi yang dimiliki?
Ilmuwan yang meneliti sebagaimana telah dipublikasi pada artikel di atas berusaha menyelidiki jawaban pertanyaan ini secara terukur. Dalam penyelidikan yang dilakukan, mereka menilik tiga negara berbeda: Inggris, India, dan Indonesia.
Sumber: Rekomendasi Tas Surabaya
Perbandingan kasus antar negara
Untuk mendapatkan nilai yang terukur, maka dua parameter digunakan.
Gross Domestic Product (GDP), guna menandai tingkat ekonomi dari responden yang ditanyai.
Kedua, adalah kemampuan responden mengenali jenis tumbuhan liar di lingkungan sekitar dan kemampuan memaparkan fungsi/kegunaan tumbuhan tersebut (kemampuan ini diukur dalam tingkat presentasi jumlah jawaban yang benar terhadap total jumlah jawaban).
Di Inggris, dengan GDP mencapai angka US$ 26.150, penduduknya hanya mampu memberikan 24% jawaban yang benar. Sedangkan di Indonesia (pada beberapa daerah pendalaman) dengan GDP hanya mencapai US$ 2.143, jumlah presentasi jawaban benar mencapai 71%.
Sementara itu, India (diwakili daerah Tamil Nadu) dengan GDP setingkat US$ 2.892 menghasilkan presentasi jawaban benar 46%. Penyelidikan lanjutan kemudian diarahkan di Indonesia, khususnya di enam desa terpencil di wilayah Sulawesi Tenggara. Demikian pula, ternyata ditemukan hubungan yang sangat jelas di sana:
semakin besar tingkat pendapatan penduduk setempat, maka semakin rendah kemampuan mereka dalam mengenali alam sekitarnya.
Rentang variasi pengetahuan di dalam sebuah komunitas
Hal menarik lain juga dapat diukur dari studi tersebut. Pada studi kasus di enam desa di Indonesia, rentang pengetahuan ekologi alam yang ditemukan cukup sempit. Artinya, tidak terbentuk jurang pengetahuan yang signifikan antara penduduknya yang berpengetahuan ekologi tinggi dan penduduknya yang berpengetahuan ekologi rendah.
Sebaliknya, di Inggris (di mana tingkat pendapatannya tertinggi), rentang pengetahuan ekologi alam yang ditemukan sangat lebar. Lebih dari itu, penduduk Inggris yang berpengetahuan ekologi tinggi umumnya adalah hanya orang-orang yang berusia lanjut.
Sedangkan pada kasus Indonesia dan India, pengetahuan ini tersebar merata di seluruh kalangan usia.
Sumber: Ketentuan Sewa Elf di Jakarta
Blessing in Disguise
Ada dua kemungkinan dalam menyikapi hasil riset tersebut. Bagi yang memilih bersikap skeptis, maka mungkin akan terpikir bahwa “penduduk Indonesia akan terus menjadi miskin, selama mereka tergantung dengan pengetahuan ekologi alam sekitarnya.
” Namun, bagi mereka yang cenderung berpikir positif, bisa jadi justru terbersit bahwa “kemiskinan penduduk Indonesia saat ini hanyalah cara tak terduga yang menyibakkan berkah nan tersembunyi, berupa pengetahuan ekologi alam yang kaya”.
Melihat kasus Inggris, ketika penduduknya bertambah kaya, maka pengetahuan ekologi hanya tersisa pada segelintir orang yang memang sengaja mencari dan memeliharanya (misalnya: mereka yang memang mengambil jalur pendidikan yang mempelajari mengenai ilmu lingkungan).
Karena itu, tantangan (atau peluang?) terbesar bagi masyarakat/negara Indonesia adalah bagaimana caranya agar tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia bisa meningkat, sementara di saat bersamaan juga menjaga kumpulan pengetahuan ekologi yang dimiliki agar selalu eksis dan bisa bertambah manfaatnya untuk lingkup nasional.
Sumber: Netsains