Dilusi saham adalah proses di mana jumlah saham yang beredar dari suatu perusahaan meningkat, yang mengakibatkan kepemilikan relatif dari setiap pemegang saham menurun. Ini terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham tambahan atau saham yang sudah ada di pasar.

Dalam banyak kasus, dilusi saham terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham tambahan untuk mendapatkan modal tambahan atau untuk melakukan akuisisi. Namun, ini dapat mengurangi nilai kepemilikan pemegang saham yang ada karena kepemilikan relatif mereka dalam perusahaan telah menurun.

Contoh Dilusi Saham

Contoh dilusi saham adalah ketika suatu perusahaan yang memiliki 1 juta saham beredar dan investor A memiliki 100.000 saham atau 10% dari total saham beredar. Jika perusahaan tersebut memutuskan untuk menerbitkan tambahan 500.000 saham ke pasar, maka jumlah saham beredar akan menjadi 1,5 juta saham.

Dalam situasi ini, investor A tetap memiliki 100.000 saham, tetapi kepemilikan relatifnya dalam perusahaan sekarang turun menjadi sekitar 6,7% karena jumlah total saham beredar telah meningkat. Dalam hal ini, investor A telah mengalami dilusi saham karena kepemilikan relatifnya dalam perusahaan telah menurun meskipun ia tidak menjual sahamnya.

Dilusi Akibat Right Issue

Dilusi saham juga dapat terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru melalui rights issue. Rights issue adalah proses di mana perusahaan menawarkan saham baru kepada pemegang saham yang ada dengan harga diskon untuk meningkatkan modal tambahan.

Contoh dilusi saham yang disebabkan oleh rights issue adalah sebagai berikut:

Misalkan perusahaan ABC memiliki 1 juta saham yang beredar, dan investor A memiliki 10% kepemilikan relatif dalam perusahaan, yaitu 100.000 saham. Jika perusahaan ABC kemudian mengumumkan rights issue dengan rasio 1:1, artinya pemegang saham yang ada dapat membeli satu saham baru dengan harga diskon untuk setiap saham yang mereka miliki.

Dalam hal ini, investor A memiliki hak untuk membeli 100.000 saham baru melalui rights issue. Jika investor A memutuskan untuk menggunakan haknya dan membeli 100.000 saham baru, maka jumlah total saham yang beredar akan meningkat menjadi 1,2 juta saham.

Sebagai hasilnya, kepemilikan relatif dari investor A dalam perusahaan akan menurun menjadi sekitar 8,3% karena jumlah total saham yang beredar telah meningkat. Dalam hal ini, investor A mengalami dilusi saham karena kepemilikan relatifnya dalam perusahaan telah menurun meskipun ia membeli saham baru melalui rights issue.

Dilusi Akibat Private Issue

Dilusi saham juga dapat terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru melalui private placement atau penempatan saham swasta. Private placement adalah penjualan saham baru kepada investor institusional atau individu kaya yang dipilih dengan hati-hati oleh perusahaan. Private placement biasanya dilakukan untuk memperoleh modal tambahan dengan lebih cepat daripada melakukan penawaran umum atau rights issue.

Contoh dilusi saham yang disebabkan oleh private placement adalah sebagai berikut:

Misalkan perusahaan XYZ memiliki 1 juta saham yang beredar, dan investor A memiliki 10% kepemilikan relatif dalam perusahaan, yaitu 100.000 saham. Kemudian, perusahaan XYZ mengumumkan bahwa mereka akan melakukan penempatan saham swasta dengan menjual 500.000 saham baru kepada investor institusional dengan harga diskon.

Dalam hal ini, investor A tidak memiliki kesempatan untuk membeli saham baru melalui private placement. Namun, setelah penempatan saham selesai dilakukan, jumlah total saham beredar akan meningkat menjadi 1,5 juta saham. Sebagai hasilnya, kepemilikan relatif dari investor A dalam perusahaan akan menurun menjadi sekitar 6,7% karena jumlah total saham yang beredar telah meningkat.

Dalam hal ini, investor A mengalami dilusi saham karena kepemilikan relatifnya dalam perusahaan telah menurun meskipun ia tidak menjual sahamnya. Private placement dapat mengakibatkan dilusi saham yang signifikan karena saham baru hanya dijual kepada investor yang dipilih dengan hati-hati, sementara pemegang saham yang ada tidak diberi kesempatan untuk membeli saham baru dengan harga diskon.

Cara Kerja Dilusi Saham

Dilusi saham terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru dan menjualnya kepada investor baru atau pemegang saham yang ada. Saat saham baru ini dikeluarkan, jumlah saham yang beredar di pasar akan meningkat. Dalam hal ini, dilusi saham dapat terjadi karena perusahaan telah memperluas jumlah saham beredar, sehingga kepemilikan relatif pemegang saham yang ada dalam perusahaan menurun.

Cara kerja dilusi saham dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan menerbitkan saham baru, baik melalui penawaran umum, rights issue, atau private placement.
  2. Jumlah total saham yang beredar di pasar akan meningkat setelah saham baru diterbitkan. Saat ini, pemegang saham yang ada memiliki porsi relatif dalam perusahaan yang lebih kecil karena ada lebih banyak saham yang beredar.
  3. Jika pemegang saham yang ada tidak membeli saham baru, maka kepemilikan relatif mereka dalam perusahaan akan menurun. Jika mereka ingin mempertahankan kepemilikan saham yang sama seperti sebelumnya, maka mereka harus membeli saham baru dengan jumlah yang sama dengan persentase kepemilikan mereka sebelumnya.
  4. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat membatasi hak pemegang saham yang ada untuk membeli saham baru dengan harga diskon, seperti dalam kasus penempatan saham swasta. Dalam hal ini, dilusi saham dapat lebih signifikan karena saham baru hanya dijual kepada investor yang dipilih dengan hati-hati, sementara pemegang saham yang ada tidak diberi kesempatan yang sama.
  5. Dalam jangka panjang, dilusi saham dapat mengakibatkan penurunan nilai saham perusahaan, terutama jika saham baru diterbitkan dalam jumlah besar dan investor menganggap bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan modal tambahan tersebut dengan efektif. Sebaliknya, jika modal tambahan digunakan dengan baik untuk mengembangkan bisnis, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan keuntungan bagi semua pemegang saham, termasuk pemegang saham yang ada sebelumnya.