Peluang usaha budidaya jeruk purut ternyata dapat menjadi peluang usaha yang cukup mengharapkan. Terbukti permintaan pasar yang setiap hari selalu bertambah, baik di pasar lokal maupun perusahaan yang bahan produksinya menggunakan daun jeruk purut.

Meskipun daun dan kulit buah jeruk purut bisa dipakai sebagai bumbu dalam keadaan kering, Mencenderungi menggunakan daun dan kulit buah yang masih segar sebagai bahan tambahan dapur atau penyedap masakan. Oleh karena itu, daun jeruk purut diperlukan dalam keadaan yang segar dalam setiap hari, namun dalam jumlah yang terbatas. Dalam pengemasan dan ruang penyimpanan yang baik, daun jeruk purut bisa bertahan selama sekitar satu minggu.

 

Analisis Peluang Usaha Budidaya Jeruk Purut

 

Kelibihan tanaman jeruk purut adalah sekali menanam, panennya langsung berkali-kali. Dalam luas 1 hektar, setidaknya tiap tahun dapat dipanen 2 ton daun jeruk purut. Panen dilakukan tiap 6 bulan daun jeruk purut. Panen dilakukan tiap 6 bulan sekali untuk umur 1 tahun panen pertama dari masa penanaman awal. Harga daun jeruk purut Rp 10.000/kg serta batangnya. Harga daun jeruk purut bisa naik gratis menjelang hari-hari besar atau lebaran berkisar ± Rp 5.000 – Rp 20.000/kg dengan biaya produksi 6 juta per tahun dan penjualan 20 juta  per tahun, kami mampu mengumpulkan keuntungan bersih 14 juta.

 

Proses Tanaman Jeruk Purut

Sebagai persyaratan benih bibit jeruk purut yang baik dan dianjurkan di tanam berawal dari perbanyakan vegetative yaitu berupa penyambungan dengan tunas. Sebelum menanam bibit jeruk purut, sebaiknya perhatikan luas halaman, hitung pula berapa pohon yang akan di tanam, sebaiknya jarak tanam diatur sekitar 100 x 100 cm.

 

Perawatan Tanaman Jeruk Purut

Dalam proses budidaya jeruk purut, sebenarnya untuk perawatannya terbilang cukup mudah. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah pemangkasan cabang jeruk, waktu dan lama penyimpanan, dan proses pemupukan.

Pemangkasan cabang jeruk purut ada 2 jenis. Pertama, Pemotongan dasar adalah tindakan pemangkasan yang dijalankan setelah tinggi tanaman melebihi 60 cm di atas permukaan tanah (sekitar usia 1 tahun sejak ditanam). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohonnya yang lebih baik, agar selanjutnya dapat berproduksi optimal dan memudahkan untuk perawatan kebun.

Pemotongan  batang utama, pemeliharaan  tunas, pemilihan dan pemeliharaan cabang utama ini merupakan tahapan pemangkasan dasar. Kedua, dilakukan bersamaan atau setelah panen. Tujuannya untuk menjaga kesehatan, kestabilan produksi, kualitas buah, untuk peremajaan dan pembentukan profil pohon.

Penyimpanan jeruk purut dapat dilakukan setiap 2 minggu sekali di musim kemarau. Sedangkan untuk pemupukan jeruk purut ini sebaiknya dilakukan sebelum panen kurang 2 minggu atau setelah panen. Tujuannya sebelum panen yaitu untuk menjaga kualitas daun agar lebih baik atau berbobot, setelah panen berniat untuk kesuburan tanaman jeruk purut itu sendiri.

 

Pemasaran Daun Jeruk Purut

Pemasaran dikirim ke Pasar Induk Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Pengiriman daun jeruk, dilakukan setiap hari ± 100 kg pada hari-hari biasa, menjelang lebaran permintaan akan bertambah 2-3 kali lipat hari biasa. Selain permintaan lokal untuk kalangan sendiri/ homemade seperti campuran pada peyek, kacang bawang, sambal, dan yang lainnya. 

 

Tips Membudidayakan Jeruk Purut

 

Setelah bibit ditanam, siram memakai air secukupnya kemudian beri mulsa atau jerami di sekitar batang jeruknya. Mulsa ini, memiliki fungsi untuk mengatur kelembapan pada batang jeruk purut, agar batang-batang yang masih dibawah usia lima tahun tidak cepat membusuk. Bagi petani yang ingin mencoba membudidayakan tanaman ini, Jarot menyarankan supaya langsung membeli bibit jeruk purut hasil cangkokkan yang siap di tanam. Karena jika mengandalkan porses penanaman biji akan memakan waktu yang cukup lama dan rentan mati.

Salah satu gangguan yang perlu diwaspadai dalam membudidayakan jeruk purut adalah serangan jamur atau ulat. Salah satu ciri jeruk purut terindikasi kena jamur adalah daunnya berubah menjadi kuning, lalu mengering. “Untuk mengatasi hal tersebut, saya selalu memberikan semprotan fungisida yang dicampur dengan insectisida jika dibutuhkan. Setiap habis panen jangan lupa di beri pupuk NPK, karena pupuk NPK ini mampu membuat daun lebih tebal dan banyak.” Tambahnya.

Dari segi pemasaran, Jarot mengakui tidak mengalami hambatan yang signifikan. Selain secara teratur pengumpul datang dan membeli hasil panennya, Jarot kadang-kadang juga melayani pelanggan secara langsung. “Biasanya konsumen yang datang ke rumah adalah ibu-ibu yang ingin membeli beberapa kilo untuk campuran membuat sambal kacang atau digunakan sebagai stok untuk bumbu di dapur.