PT Pertamina (Persero) akan menambah produksi Green Diesel (D-100) di Kilang Cilacap terhadap 2021. Produksi Green Diesel kilang selanjutnya akan dinaikkan jadi 3.000 barel per hari berasal dari di awalnya 1.000 barel per hari dengan menggunakan Flow Meter Tokico.
“Green diesel di Cilacap jadi setelah kami sukses produksi berasal dari kilang akses yang di Dumai D-100, 100 prosen berasal dari CPO, itu yang sudah kami produksi hari ini adalah 1.000 barel per hari maka di th. ini kami dapat menambah 3.000 barel per hari di Cilacap,” kata Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, didalam RDP bersama Komisi VII DPR RI.
Sedangkan di 2022, Pertamina termasuk akan tetap menambah produksi Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari. Sehingga kebutuhan pasokan dan permohonan nasional dapat terpenuhi.
“Tahun depan dapat kami jadi kembali 3.000 barel per hari di Cilacap, jadi berasal dari kilang existing bukan yang dibangun baru. Dengan demikianlah nanti kami dapat meng-adjust supply-demand nasional ke depan,” katanya.
Peningkatan produksi Green Diesel D-100 ini merupakan salah satu prioritas program kerja th. 2021. Dimana sebagai korporasi, Pertamina sudah menentukan dua prioritas 2 program kerja. Pertama, proyek strategis nasional dan penugasan berasal dari pemerintah.
Nicke menyebut, peningkatan produksi Green Diesel D-100 termasuk didalam proyek strategis nasional di th. 2021.
“Nah, kecuali lihat program strategis nasional adalah ditetapkan oleh Perpres Nomor yang paling baru adalah nomer 109 th. 2020, baik itu di sektor hulu maupun hilir untuk EBT periode 2020 hingga bersama 2024,” jelasnya.
Kilang Dumai dan Plaju
Dalam mengembangkan green energy, Pertamina termasuk akan mengembangkan green refinery. Ia menjelaskan kilang BBM Pertamina di Dumai dan Plaju yang sudah ada akan dikonversi jadi green refinery, bersama produksi BBM berasal dari bahan baku sawit.
“Kita akan khususkan kilang Dumai ini untuk Green refinery mengingat di wilayah di Sumatera Selatan ini banyak sekali pasokan CPO yang dapat digunakan. Sehingga nantinya dapat menambah termasuk variabel produk yang dihasilkan. Selain termasuk kami akan mengimprove kualitasnya jadi Euro 5,” ujarnya.
Adapun untuk Kilang Plaju, pembangunan Green refinery diharapkan dapat menambah pasokan BBM ramah lingkungan bersama kualitas bahan bahan bakar, gas oil bersama sulfur yang di bawah 50 ppm.
“Jadi cocok bersama ketetapan berasal dari IMO (International Maritime organization),” pungkasnya.