Setelah diakses melemah terhadap awal perdagangan di Bursa Malaysia, harga CPO ulang menguat hingga 1,99% di sesi ke dua ke harga MYR 6.510/ton global palm tree berasal dari penutupan tempo hari MYR 6.383/ton terhadap pukul 15.35 WIB.
Kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange sempat turun 53 ringgit, atau 0,83%, menjadi MYR 6.330/ton terhadap jeda perdagangan sedang hari.
Pelemahan di awal perdagangan salah satunya disebabkan oleh kondisi yang sedang berlangsung di China. Penurunan permintaan kedelai di China diperkirakan dapat memangkas mengonsumsi minyak nabati oleh konsumen utama dunia selanjutnya gara-gara penguncian untuk mencegah penyebaran COVID udah memaksa restoran dan kantin tutup, menurut pedagang dan analis.
ICE Canada canola futures jatuh terhadap hari Rabu sesudah Rusia dilaporkan menjelaskan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan bagi kapal yang membawa makanan untuk muncul berasal dari Ukraina, produsen minyak bunga matahari utama, bersama dengan imbalan berupa pencabutan sebagian sanksi.
Kembali pulihnya pengiriman minyak bunga matahari Laut Hitam sanggup menunjang menambah pasokan global.
Sementara itu, India sedang mengalami lonjakan harga terhadap minyak nabati lokal, sehingga pemerintah India pun memiliki rencana untuk memotong pajak impor atas minyak kedelai mentah dan minyak bunga matahari mentah. Inflasi ritel dan grosir di India meraih level tertinggi multi-tahun terhadap bulan April.
Harga CPO benar-benar terpengaruh oleh pergerakan harga minyak lain gara-gara berkompetisi untuk memperoleh anggota di pasar minyak nabati global.
Dari dalam negeri, pemerintah RI dapat memberlakukan kebijakan harus pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) untuk minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO).
Saat ini pemerintah belum menentukan berapa besaran DMO yang harus dipenuhi, dapat tetapi kepastiannya jumlahnya dapat diketahui paling lama akhir bulan ini. Selain itu pemerintah juga udah memiliki rencana untuk jalankan audit industri kelapa sawit.
Secara teknikal, Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai bahwa harga CPO tetap dapat menguji titik resistansi di MYR 6.560/ton, pantulan selanjutnya barangkali dapat memicu kenaikan ke MYR 6.713/ton.
Berdasarkan pantauan tersebut, Wang Tao menyebut kontrak CPO sanggup naik jauh di atas 6.560 ringgit. Adapun level support berada di MYR 6.313/ton, yang mana kecuali harga sanggup tembus di bawah tersebut, penurunan sanggup berlanjut hingga MYR 6.233/ton.
Secara harian, CPO udah menguat selama tiga hari berturut-turut berasal dari posisi tanggal 20 Mei di MYR 5.925/ton. Sehingga, wajar kecuali pasar mengalami koreksi dangkal terhadap perdagangan Rabu kemarin.