Sejarah Batik Kawung merupakan salah satu warisan budaya kebanggaan Indonesia. Dunia ini juga diakui. Setiap motif batik yang unik tentunya memiliki sejarah dan makna yang dapat kita masukkan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini adalah salah satu motif batik jawa tertua yaitu batik kawung. Dalam acara ini kami menggali sejarah dan makna motif batik kawung, jadi pastikan untuk membaca dengan seksama.
Sejarah Batik Kawung Yogyakarta
Batik Kawung merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia. Keberadaannya sering disebut dan muncul dalam beberapa sumber sejarah tertulis dan budaya lisan sejak abad ke-16 Kesultanan Mataram. Ada 2 teori yang menjelaskan asal muasal batik ini. Teori pertama menyatakan bahwa motif batik ini diciptakan oleh Sultan Mataram keempat yang memerintah dari tahun 1613 hingga 16
5, yaitu Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (Sultan Agung Mataram). Dimana kata sultan dia terinspirasi dari pohon kurma.
Adapun teori yang kedua sering dijumpai pendapat umum tentang seorang pemuda berwibawa yang juga dikenal sangat santun dan bijaksana. Hingga suatu hari, rumor tentang pemuda ini sampai ke kerajaan. Pihak kerajaan pun mengutus mata-mata (mata-mata) untuk mengamati keseharian pemuda tersebut hingga akhirnya dipanggil menghadap raja.
Sang ibu yang mendapat kabar bahwa anaknya akan dinobatkan sebagai raja, menjadikan pakaian terbaik untuk anaknya berupa motif kawung, dengan harapan anaknya menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.
Makna Motif Batik Kawung
Motif batik ini memiliki banyak makna meski terkesan cukup sederhana. Beberapa makna ini adalah:
1. Persatuan Rakyat
Pakar batik Indonesia S.K. Dalam bukunya Seni dan Kerajinan Batik Indonesia tahun 1973, Sewan Susanto mengemukakan bahwa motif kawung Jawa disamakan dengan tukang baju saderek gang sal. Empat motif kolang-kaling merupakan simbol persaudaraan yang jumlahnya ada empat. Motif titik tunggal di tengah dianggap sebagai pusat atau titik referensi kekuatan alam semesta. Motif Kawung yang terdiri dari empat buah bola lonjong dengan tumpuan di tengah melambangkan persatuan seluruh rakyat dan bangsa.
2. Hati Yang Bersih
Menurut kepercayaan Jawa, batik kawung dimaknai sebagai lambang hati yang suci. Padahal, hati yang murni adalah keputusan yang tidak peduli apa yang diketahui orang lain. Hal ini karena buah bolak balik yang menjadi salah satu tema utamanya berasal dari pohon yang dapat menghasilkan buah berwarna putih bersih dari cangkang yang keras.
3. Lambang Kearifan, Kebijaksanaan, dan Pengendalian Diri
Diambil dari buku Batik Stories karya Iwet Ramadhan tahun 2013, nama kawung berasal dari bahasa Jawa suwung, artinya kosong. Itu tidak berarti berpikir, tetapi kekosongan keinginan dan keinginan duniawi. Kata suwung ini menjadikan seseorang netral, tidak memihak, tidak berusaha menonjolkan diri, mematuhi aturan sekitar dan berjalan sesuai dengan kehendak alam.
Orang yang menderita kekosongan ini tidak ikut serta dalam kekacauan dunia di sekitar mereka, tetapi lebih memilih menyibukkan diri, memiliki pengendalian diri yang luar biasa dan sadar akan tujuan hidup di dunia.
Beberapa Variasi Motif Batik Kawung
1. Motif Kawung Picis
Kawung Picis adalah yang terkecil karena merupakan motif kawung berukuran 10 yen. Mata uang ini adalah unit terkecil yang ditunjukkan oleh lingkaran kecil bertitik. Motif ini dikenakan oleh kinashih abdi dalem atau abdi dalem yang berstatus rendah dan dekat dengan sultan dan keluarganya.
2. Motif Kawung Kopi
Motif kopi Kawung berbentuk lingkaran memanjang dengan buah Kawung berbentuk bulat. Memiliki garis yang membagi lingkaran Kawung secara diagonal/miring untuk memberikan kesan pola biji kopi yang hancur. Saat ini motif Kawung Kop dibuat dengan warna-warna cerah dan kontras.
Batik Kawung merupakan warisan budaya nusantara yang harus dilestarikan. Saat ini, sudah menjadi tugas masyarakat untuk melestarikan jenis batik indonesia ini dengan menggunakannya dalam berbagai situasi, baik acara resmi maupun santai.