Semburan udara sejuk dari Air Conditioner (AC) jadi fitur kenyamanan yang tak dihilangkan dari mobil. Tapi, tahukah bila AC kesatu melulu sekedar opsional kendaraan?

Bentuk mobil di abad ke-19 tadinya tanpa atap alias terbuka, semua pembuat mobil pasti tidak butuh pikir guna menambahkan sesuatu mengenai sirkulasi udara.

Kendaraan dengan model-model tertutup dengan atap dan jendela lantas memulai debutnya pada tahun 1908. Sejak ketika itu, insinyur mobil bersaing menemukan sistem pendingin yang fungsional guna mobil.

Tetapi konsumen butuh menunggu sampai tahun 1939, produsen mobil canggih pada masanya, Packard mengembangkan sistem AC kesatu yang praktis guna kendaraan.

Packard menjelaskan fitur ini melulu opsional, produsen ini menggandeng aftermarket Bishop and Babcock Weather Conditioner. Tidak diproduksi secara massal.

Tetapi bukan tanpa masalah, pemakaian AC di mobil di mula ini agak terbilang rumit. Tidak terdapat kontrol di dalam kabin, bila berkeinginan mematikan AC, penumpang mesti menghentikan mesin, turun kemudian membuka kap, dan menanggalkan belt yang tersambung dengan kompresor.

Meski jadi barang mewah pada ketika itu, Packard tidak berhasil meraih kesuksesan komersial sebab harganya yang mahal. Sebab mesin mempunyai masalah mekanis dan tidak jarang perlu diservis. Hingga pecahnya perang dunia ke-II yang menghentikan sedangkan fitur mewah tersebut.

Meski demikian, dalam dokumen American Society of Heating, Refrigating and Air-Conditioning Engineers, antara tahun 1940-1941 selama 1.500 mobil terpasang kepunyaan Packard pada model 120, Super-Eight 169 dan Custom Super-Eight. Oiya, General Motors di tahun 1941 pun ikut tren pemasangan AC, terpasang selama 300 mobil.

Permintaan AC mobil semakin bertambah usai Perang Dunia ke-2. Ditambah sudah dicantumkan pengatur suhu, bahkan saking canggih dan mewah, fitur baru tersebut diiklankan mobil ini sudah memakai pengatur suhu penyejuk udara. Kala itu, peningkatan AC butuh menambah ongkos opsional selama USD 495.

GM lantas menjadikan AC sebagai fitur standar di nyaris semua model mereka pada tahun 1953, dan Nash dan Pontiac mengekor tren tahun berikutnya. Beberapa pabrikan lain mengekor tuntutan tersebut dalam sejumlah tahun mendatang.

Popularitas AC kian melonjak, masuk tahun 1960-an dengan jumlah AC terpasang di mobil Amerika nyaris tiga kali lipat dari 1961 sampai 1964.

Teknologi berkembang dan kompetisi antar semua supplier meningkat, walhasil ongkos pememasangan AC di mobil juga kian murah.

Bahkan satu urusan yang tidak berubah ialah meningkatnya popularitas AC di sektor otomotif. Pada 1980, 72% dari mobil baru yang dipasarkan di Amerika Serikat telah dipasang pendingin udara. Pada 1990, angka ini melonjak menjadi 94%.

Pembuat mobil mengembangkan R134a, pengganti R12 yang lebih ramah lingkungan. Refrigeran yang usang dinilai paling merusak lapisan ozon. Ketika R12 dilarang pada tahun 1996, industri mobil tidak terlampau terpengaruh sebab sudah mempunyai alternatif.

Dulu, tujuan melakukan pembelian AC mobil ialah menciptakan produk unggulan yang mewujudkan sisi eksklusivitas. Namun sekarang AC mobil telah menjadi keperluan mendasar di kendaraan penumpang.

Pendingin udara mobil sudah berevolusi jauh semenjak dulu sistem pendinginan yang nyaman dipasang pada Packard 1939. Banyak evolusi telah dibuat, mulai dari efisiensi bahan bakar, aspek lingkungan penerimaan, menambah kenyamanan dan kesehatan penumpang. Kini tanpa perlu terbit lagi, melulu tinggal satu sentuhan tangan.

Sumber: https://www.decisionsonevidence.com/seva-mobil-bekas/