Cara Menanam Bawang Merah Dari Biji Sampai Panen. Bawang merah dikenal sebagai bahan bumbu masakan dan bahan untuk obat untuk penyakit tertentu sehingga melekat identitasnya sebagai tanaman rempah-rempah. Untuk memproduksi bawang skala besar perlu memiliki Strategi Pengembangan Budidaya Bawang ini.
Budidaya Tanaman Bawang Merah
1.Benih
Varietas bawang yang dianjurkan adalah Kuning, Kramat min 1 dan Kramat–2. Pada umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi sebagai bibit untuk ditanam. Kebutuhan umbi benih berkisar antara 800-1500 kilogram atau hektar. Kualitas umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil panen bawang merah ini.
Umbi yang baik untuk bibit harus berasal dari tanaman yang sudah cukup tuaa umurnya, yaitu sekitar 60 sampai dengan 90 hari setelah tanam (tergantung jenis bawang).
Sebaiknya umbi berukuran sedang (5 sampai dengan 10g).Penampilan umbi bibit harus segar dan sehat, bernas (padat, tidak keriput), dan warnanya sedikit cerah (tidak kusamm). Umbi bibit sudah siap ditanam apabila telah disimpan selama 2 sampai dengan 4 bulan sejak panen, dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi.
Cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah menyimpannya dalam bentuk ikatan di atas para-para dapur yang terkena asap pembakaran atau disimpan di gudang khusus dengan pengasapan ini.
2.Persiapan Lahan
Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20 sampai dengan 30 cm,kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1 sampai 1,2 m, dan tinggi 25 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan yang akan ditanami.
Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu,tanah dibuat bedengan-bedengan terlebih dahuluu. Dengan ukuran lebar yaitu 1,80cm, kedalaman parit 50 sampai dengan 60 cm dengan lebar parit 40 sampai 50 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan digunakan. Kondisi bedengan mengikuti arah Timur ke arah Barat atau dengan sebaliknya.
Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering dan kemudian diolah lagi 2 sampai 3 kali sampai gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan tertata rapi. Waktu yang diperlukan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah (ungkap 1, ungkap 2,cocrok) sampai tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanami adalah kira-kira 3 sampai dengan 4 minggu. Sisa tanaman padi/tebu yang tertinggal, dapat menjadi media tumbuh ,sehingga harus untuk dibersihkan terlebih dahulu.
Saat pengolahan tanah, khususnya pada lahan yang masam dengan pH kurang dari 6 disarankan pemberian obat Kaptan/Dolomit minimal sampai 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1 sampai 1,5 ton/ha/tahun yang dianggap cukup untuk dua musim tanam yang akan datang lagi.
Obat Kaptan/Dolomit disebar pada permukaan tanah dan kemudian diaduk hingga rata. Pemberian Dolomit ini penting dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) terutama pada lahan masam atau lahan-lahan yang diusahakan secara intensif untuk tanaman sayur-sayuran.
Untuk lahan yang dikelola secara intensif, pemberian Dolomit sebanyak 1,5 ton/ha dapat meningkatkan bobot basah dan bobot kering bawang merah ini.
3. Penanaman Dan Pemupukan
a.Penanaman Bawang Merah Dilahan Kering/tegalan
Pemupukan terdiri dari pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi (15 sampai 20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6ton/ha) atau kompos (2,5-5ton/ha) dan pupuk buatan TSP(120-200 kg/ha). Pupuk dasar ini diberikan dengan cara disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam. Sedangkan pupuk susulan berupa Urea(150 sampai 200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10 sampai 15 hari setelah tanam dan susulan II pada umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing½ dosis.
Bibit yang siap tanam dirompes, pemotongan ujung bibit hanya dilakukan apabila bibit bawang merah belum siap benar ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi sekitar 80%). Tujuan pemotongan umbi bibit adalah untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan untuk tunas tanaman.
b.Penanaman Bawang Merah Dilahan Sawah (bekas padi)
Pemupukan terdiri dari pupuk dasar dan pupuk susulan.Pupuk dasar berupa pupuk buatan TSP (90 kg P2O5/ha) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai dengan tiga hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa 180 kg atau N/ha (½ N Urea + ½ N ZA) dan K2O (50-100 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10 sampai 15 hari setelah tanam dan susulan II pada umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing½ dosis.
Bibit yang siap tanam dirompes, pemotongan ujung bibit hanya dilakukan apabila bibit bawang merah siap benar ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi sekitar 80%). Tujuan pemotongan umbi bibit adalah untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan untuk tunas tanaman.
4.Pemeliharaan
Meskipun tanaman bawang merah tidak menyukai banyak hujan, tanaman ini memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya melalui penyiraman air. Pertanaman di lahan bekas sawah memerlukan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari cukup. Di musim kemarau, biasanya disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang masa panen.
Penyiraman yang dilakukan pada musim hujan hanya ditujukan untuk membilas daun tanaman, dari tanah yang menempel pada daun bawang merah. Pada bawang merah periode kritiskarena kekurangan air terjadi saat pembentukan untuk umbi, sehingga dapat menurunkan produksi. Untuk mengatasi masalah ini perlu pengaturan ketinggian muka air tanah (khusus pada lahan bekas sawah) dan frekuensi pemberian air pada tanaman bawang merah ini.
Pertumbuhan gulma pada pertanaman bawang merah yang masihmuda sampai dengan umur 2 minggu sangat cepat. Oleh karena itu penyiangan merupakan suatu keharusan dan sangat efektif untuk mengurangi kompetisi dengan gulma.
5.Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Tiga belas jenis hama dan penyakit yang diketahui menyerang tanaman bawang merah, di antaranya yaitu Liriomyza chinensis, Thripstabaci, Alternaria porii, Fusarium sp., antraknos dan lain-lain. Kehilangan hasil karena serangan OPT sekitar26 sampai 32%.
Pengendalian dengan menggunakan Teknologi Pengendalian HamaTerpadu (PHT),yaitu:
- Pengendalian secara kultur teknis,antara lain pemupukan berimbang, penggunaan varietas tahan OPT, dan penggunaan musuh alami (parasitoid,predator dan patogen hama serangga).
- Dikendalikan secara mekanik,yaitu dengan pembutitan atau pemotongan daun yang sakit atau terdapat kelompok telur Spodopteraexigua,dan penggunaan jaring kelambu,penggunaan berbagai jenis perangkap (feromon seks, perangkap kotak kuning,perangkap lampu dll).
- Penggunaan pada bio–pestisida.
- Menggunakan pestisida selektif berdasarkan ambang hama pengendalian. Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi,interval maupun waktu pengaplikasinya.
6. Panen dan Pasca Panen
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 60 sampai 70 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda berupa leher batang 60% lunak, tanaman rebah dan daunmenguning. Produksi umbi kering mencapai 6 sampai 25 ton/ha. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada keadaan tanah kering dan cuaca yang cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di gudang tersebut.